√ Pengertian Sikap

Menururt Fishbein dan Ajzen (Engel, et al., 1992; 339) sikap ialah organisasi yang relatif menetap dari perasaan, keyakinan, dan kecenderungan sikap terhadap orang lain, kelompok, ide, ataupun objek tertentu.

Dari pengertian ini ada tiga hal penting terkandung dalam sikap yang selanjutnya disebut komponen sikap yakni: aspek afeksi (perasaan), aspek kognitif (keyakinan), dan aspek konatif atau kecenderungan berperilaku (dalam bentuk konkret atau kecenderungan).

Aspek afeksi dari sikap menyangkut duduk kasus emosional subyektif seseorang terhadap obyek sikap. Secara umum perasaan ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap suatu obyek. Contohnya ialah penilaian terhadap merek. Evaluasi terhadap merek tertentu menawarkan atribut-atribut merek yang sanggup dirasakan komponen, sanggup diukur dari penelitian yang diberikan terhadap merek tersebut mulai dari yang paling buruk atau paling disukai hingga yang paling tidak disukai.

Aspek kognitif, yakni komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, opini-opini dan persepsi individu terhadap obyek. Keinginan ini diperoleh melalui pemrosesan informasi yang diterima atau melalui interaksi eksklusif dengan objek tersebut. Komponen kognitif dari sikap ialah keyakinan. Keyakinan komponen wacana merek ialah karakteristik (atribut) yang dianggap berasal atau mempunyai merek tersebut.

Aspek konatif ialah komponen yang menawarkan kecenderunagn seseorang untuk berperilaku terhadap suatu sikap. Asumsi dasarnya ialah bahwa kepercayaan dan perasaan dipengaruhi perilaku. Artinya komponen ini menyatakan bahwa di dalam diri seseorang untuk melaksanakan perilaku. Kecenderungan konsumen untuk bertindak terhadap suatu obyek biasanya diukur dalam bentuk minatnya untuk melaksanakan pembelian.

Baca Juga

Komponen konatif dari sikap ialah kecenderungan bertindak. Istilah sikap berasal dari kata latin yang berarti “Posture” atau “posisi Phisik”. Pengertian umum bahwa sikap ialah posisi phisik sanggup menawarkan aneka macam jenis tindakan, di mana seorang akan melaksanakannya. Tapi untuk ketika ini, konsep sikap telah diperluas yaitu sikap mencerminkan posisi mental seseorang.

Defenisi klasik yang menyatakan bahwa sikap ialah kecenderungan yang dipelajari untuk menaggapi suatu objek atau kelas obyek secara konsisten dengan cara menyukai atau tidak menyukai (Engel et al., 1994).

Dari defenisi di atas, sikap mempunyai tiga ciri yang terutama yaitu: sikap dipelajari, sikap ialah konsisten, sikap ialah kecenderungan untuk menanggapi suatu obyek. Ciri sikap yang utama yaitu sikap sanggup dipelajari, artinya seorang konsumen dalam menanggapi suatu obyek apakah ia menyukai atau tidak menyukai akan dipengaruhi oleh informasi dan pengalaman-pengalaman di masa lalu. Ciri yang kedua yaitu sikap ialah konsisten berarti seseorang konsumen akan berperilaku secara tetap dan bertahan usang terhadap suatu obyek yang sama. Berdasarkan alasan ini, maka sikap amat sukar berubah. Ciri kekonsistenan inilah yang membedakan konsep sikap dengan konsep lainnya seperti: sifat, motif dan kebiasaan (Ajzen dan Fishbein, dalam Engel et al., 1994).

Selanjutnya ciri yang ketiga dari sikap ialah kecenderungan untuk menanggapi suatu obyek, berarti sikap mempunyai korelasi dengan sikap seseorang (konsumen) yang sesungguhnya. Ini berarti apabila diketahui sikap konsumen terhadap suatu merek tertentu akan membantu para pemasar untuk mengetahui bagaimana konsumen akan bertindak pada merek itu di masa yang akan dating (Wilkie, 1990). Sebagai contoh: jikalau si A tidak mempunyai  komputer merek Acer, maka pemasaran tidak akan mengharapkan si A untuk membeli komputer tersebut. Sedangkan kata obyek dalam defenisi di atas sanggup diartikan secara luas, yaitu sanggup berupa: issue (issues), tindakan (actions), sikap (behavior), praktek (practices), pribadi (persons), atau bencana (events).

Dari uraian di atas, maka sikap tidak sama dengan perilaku, tetapi menawarkan penilaian penilaian baik atau buruk terhadap obyek sikap, dan sebagai suatu predisposisi atau kecenderungan sikap mempunyai ciri motivasi, sehingga sanggup mendorong konsumen terhadap sikap tertentu.

Jadi komponen yang terpenting dari sikap ialah komponen affects (perasaan menyukai atau tidak menyukai; baik atau buruk dll). Oleh alasannya ialah itu sikap tidak sanggup diobservasi langsung, tetapi hanya sanggup disimpulkan melalui acara penelitian.

Daftar Pustaka

Engel, J.F., R.D. Blackweel and P.W. Miniard, (1995), Perilaku Konsumen , jilid 1. Edisi ke enam, terjemahan oleh Budiyanto, Binarupa Aksara, Jakarta.

Kalangi, Josep dan Basu Swastha DH, (1992), “Analisa Perilaku Komsumen terhadap Pembelian Komputer Merek Wearnes di Kodya Yogyakarta”, Tesis Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada , Yogyakarta.

Kotler et al., (1995), Marketing Management: Asian Prespection  Prentice Hall International, Inc., Singapore. Loudon, D.L. and Bitta, D.A.J., 91993), Consumer Behavior: Concepts and Aplication , Mc. Graw Hill Inc., New York, USA

Moh. Nazir, (1998), Metode Penelitian , Cetakan ke dua, Ghalia Indonesia, Jakarta

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "√ Pengertian Sikap"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel