√ Pengertian Kompetensi
Teece et al. (1997) melihat sumberdaya sebagai “aset-aset khusus perusahaan yang sulit, yang kalau mungkin tidak sanggup ditiru, dimana kompetensi dihasilkan dari integrasi asset-aset khusus perusahaan.” Kompetensi merupakan kemampuan dan pengetahuan perusahaan yang menjadi dasar pemecahan duduk masalah sehari-hari (Henderson and Cockburn, 1994).
Definisi lain menyatakan bahwa kompetensi ialah kemampuan perusahaan untuk mengekploitasi sumberdaya yang berbeda, dengan memakai aneka macam proses organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan (Grant, 1991; Amit and Schoemaker, 1993).
Helfat and Peteraf (2002) mendefinisikan sumberdaya sebagai aset atau input untuk melaksanakan acara produksi baik berwujud maupun tidak berwujud yang dimiliki dan dikendalikan oleh perusahaan atau mempunyai saluran ke barang semi-permanen lain.
Sedangkan Wheelen and Hunger (2002:81) mendefinisikan sumberdaya sebagai aset, kompetensi, proses, keahlian atau pengetahuan yang dikendalikan oleh perusahaan.
Capron and Hulland (1999) mendefinisikan sumberdaya sebagai sejumlah pengetahuan, aset fisik, manusia, dan faktor-faktor berwujud dan tidak berwujud lainnya yang dimiliki atau dikendalikan perusahaan, yang memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan secara efektif dan efisien penawaran pasar yang bernilai untuk beberapa segmen pasar.
Baca Juga
Sumberdaya, berdasarkan Barney (1991) mencakup semua aset menyerupai keahlian, proses organisasi, atribut, info dan pengetahuan yang dikuasai oleh perusahaan dan yang menjadikan perusahaan sanggup menyusun dan mengimplementasikan taktik yang meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Kompetensi didasarkan pada informasi, proses-proses berwujud dan tidak berwujud, dan mengembangkannya sepanjang waktu melalui interaksi yang kompleks antara dan diantara sumberdaya (Amit and Schoemaker, 1993).
Kekuatan suatu perusahaan yang tidak sanggup dengan gampang ditandingi atau ditiru oleh pesaing disebut kompetensi (David, 2002:142). Kompetensi juga dinyatakan sebagai kemampuan mengorganisir pekerjaan dan memberikan nilai; kompetensi sanggup mencakup komunikasi, keterlibatan dan kesepakatan yang besar untuk bekerja sepanjang batas-batas organisasi (Prahalad and Hamel, 1990; Kogut and Zander, 1992).
Kompetensi juga sanggup dirasakan sebagai asetaset mediator yang diturunkan perusahaan untuk meningkatkan produktifitas sumberdayanya, menyerupai fleksibilitas taktik dan sumbangan terhadap produk dan jasa-jasa selesai perusahaan (Amit and Schoemaker, 1993).
Bogner and Thomas (1994) mendefinisikan kompetensi inti sebagai keahlian khusus yang dimiliki perusahaan dan pengetahuan yang diarahkan untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya.
Selanjutnya kompetensi inti ialah keahlian yang memungkinkan perusahaan mencapai dasar-dasar customer benefits (Hamel and Heene, 1994:87) melalui pembentukan, peningkatan, pembaharuan dan penggunaan sumberdaya yang membawa pada keunggulan bersaing yang berkelanjutan.
Untuk mempertahankan keunggulan bersaing, kompetensi inti haruslah menambah nilai, sulit digantikan, sulit bagi pesaing untuk meniru, dan sanggup dipindahkan sepanjang perusahaan (Barney, 1991; Grant, 1991, 1996).
Lebih lanjut, setidaknya empat prosedur dikaitkan dengan kompetensi, yakni timecompression diseconomies, efisiensi aset massa, keterkaitan antar aset, dan causal ambiguity (Dierickx and Cool, 1989) yang membantu melindungi aset dari keusangan dan keunggulan bersaing yang berkelanjutan yang dihasilkan dari kompetensi inti Kompetensi haruslah mengintegrasikan sejumlah keahlian atau teknologi, menjadi kekuatan bersaing yang unik, dan menawarkan bantuan pada nilai serta menawarkan kemampuan untuk masuk ke pasar yang gres (Prahalad and Hamel, 1990; Hamel and Heene, 1994).
Bogner and Thomas (1994) yang mendefinisikan kompetensi inti sebagai keahlian khusus yang dimiliki perusahaan dan pengetahuan yang diarahkan untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya.
Daftar pustaka
Amit, R. and P.J.H. Schoemaker, 1993. Strategic Assets and Organizational Rent, Strategic Management Journal, Vol.14, pp.33-46
Barney,1991, Firm Resources and Sustained, Competitive Advantage, Journal of Management, Vol.17, No.1, pp.99-120
Bogner, W.C. and H. Thomas, 1994. Core Competences and Competitive Advantage: A Model and Illustrative Evidence from Pharmaceutical Industry, in Hamel, G. and W. Heene (Eds.), Competences-based Competition, New York: John Wiley & Sons
Capron L. and J. Hulland, 1999. Redeployment of Brand, Sales Forces and General Marketing Management Expertise Following Horizontal Acquisitions: A Resource-based View, Journal of Marketing, Vol.63, April, pp.4154
Dierickx, I. and K. Cool, 1989. Asset Stock Accumulation and Sustainability of Competitive Advantage, Management Science, Vol.35, pp.88-108
Grant, R.M., 1991. The Resource-Based Theory of Competitive Advantage: Implications for Strategy Formulation, California Management Review, spring, pp.114-135
Hamel, G. and A. Heene, 1994. Competence-based Competition, Chichester: John Willey & Sons
Helfat, C.E. and M.A. Peteraf, 2002. The Dynamic Resource-Based View: Capability Lifecycles, Working Paper, No.03-08
Henderson R. and I. Cockburn, 1994. Measuring Competence? Exploring Firm Effects in Phramaceutical Research, Strategic Management Journal, Vol.15, No.2, pp.6384.
Prahalad, C.K. and G. Hamel, The Core Competence of the Corporation, Harvard Business Review, June, pp.79-91
Wheelen, T.L. and J. David Hunger, 2002. Strategic Management and Business Policy. Eighth Edition, New Jersey: Prentice-Hall
Belum ada Komentar untuk "√ Pengertian Kompetensi"
Posting Komentar