√ Memori Seorang Guru 2
Alangkah indahnya memang kalau menjadi guru, banyak tantangan yang kita hadapi, banyak memori yang kita dapatkan, banyak pelajaran hidup yang kita peroleh, ada sedih dan ada suka menghiasi indahnya perjalanan hidup kita. Tiada terpaksa, tiada mengandung tipu-tipu, senyum yang kita sanggup nilainya sangat tulus alasannya yakni mereka belum tahu bagaimana menyenangkan orang lain.
Ratusan bahkan ribuan anak akan terus mengingat kita, walaupun nama-nama mereka tumpang tindih di memori kita, alasannya yakni kita telah menanam kebaikan yang memberi cahaya kalbu berupa ilmu pengetahuan. Bahkan setiap kali mereka berbuat kebaikan, nama dan bayangan kita akan muncul dan mendorong mereka untuk terus berbuat baik.
Sudah banyak guru yang pernah mencicipi bagaimana orang-orang yang pernah dididiknya memperlakukan mereka. Seorang pejabat selalu disambut oleh rakyatnya setiap kunjungan kerjanya, itu pula yang dialami oleh sebagian guru takkala bertemu siswanya. Saya tidak akan menyebutnya “mantan siswa” alasannya yakni selama kita masih menerapkan ilmu yang diperoleh dari para guru, maka selama itu pula kita yakni siswa.
Suatu hari saya sedang antri di bank, disamping kiri saya duduk seorang lelaki separuh baya, saya perkirakan kalau dia pegawai maka dia sudah pensiun. Biasanya jikalau guru sudah pensiun, bawaannya selalu cerewet, apa saja dikomentarinya, ceritanya selalu panjang lebar. Benar saja sehabis saya tanyakan wacana riwayatnya, dia ternyata pensiunan guru.
Singkat cerita, dia pernah mau menyeberang ke suatu tempat. Transportasi yang dipakai yakni kapal very, berhubung waktu itu kapal very lagi berhalangan untuk menyeberang maka alternatifnya yakni bahtera motor milik nelayan yang hanya sanggup memuat maksimal 6 orang penumpang. Jumlah transportasi ini sangat terbatas alasannya yakni sebagiannya sedang melaut, keadaan ini menciptakan para penumpang berebutan naik ke bahtera motor itu, alasannya yakni kondisi dia tidak lagi memungkinkan untuk berebutan, maka dia pun tetapkan untuk menunggu hingga hanya sedikit penumpang sehingga ada ruang untuk dia naik.
Selagi sedang duduk, tiba-tiba pemilik bahtera tiba kepada beliau, “Pak, mau menyeberang juga?” begitu pemilik bahtera motor ini bertanya kepada beliau, “iya pak, tapi saya tidak berpengaruh lagi untuk berebut naik jadi saya tunggu saja hingga keadaan sudah lowong” jawab beliau. “Kalau bapak mau naik, bahtera saya itu siap mengantar bapak. Sengaja saya sisakan satu daerah kalau sekiranya bapak mau menyeberang juga, bapak masih ingatkah saya? Walaupun bapak sudah lupa tetapi saya masih ingat dengan bapak, bapak yakni guru saya yang telah mengajarkan saya kebaikan, bapak pulalah yang membuka hati saya bahwa setiap pekerjaan apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan tulus maka Insya Allah akan mendapatkan hasil yang melebihi apa yang kita harapkan. Berkah nasehat bapak kini saya sudah mempunyai 8 bahtera motor, tapi kalau bapak tidak mau juga naik di situ, masih ada bahtera motor saya yang kebetulan tidak keluar melaut, yang itu biar teman yang bawa sedangkan yang satu itu saya pakai untuk mengantar bapak saja”.kata pemilik perahu.
Akhirnya, dengan penuh rasa senang dan bahagia, dia mengucapkan terima kasih banyak walaupun direspon dengan kata “saya yang harus berterima kasih” oleh pemilik motor. Beliau tetapkan untuk mengisi daerah yang sudah disiapkan oleh pemilik motor, pada ketika dia naik diperahu itu tampak dipelabuhan berbagai yang menunggu, mereka mungkin mengharapkan kebaikan dari para pemilik motor namun sepengetahuan beliau, hanya beliaulah yang diperlakukan secara istimewa apalagi kata dia pemilik motor yang tidak lain yakni siswa dia tidak mau mendapatkan uang sewa yang diberikan, dia memang tidak mengharapkan untuk digratiskan namun alasannya yakni dia menolak maka dia pun gratis naik bahtera motor tersebut.
Cobalah kalau dia tidak pernah punya murid demikian, mungkin dia akan menunggu dan menunggu hingga keadaan sudah lowong, hingga suara bedug berkumandang, hingga ayam-ayam kembali ke peraduannya. Atau bahkan mungkin harus mencari daerah semoga terlindung dari embun malam, daerah menikmati mimpi indah, menunggu esok hari dimana fajar kembali menyapa makhluk bumi untuk memberitahukan bahwa hari telah jelas dan waktunya untuk memulai kegiatan baru.
Belum ada Komentar untuk "√ Memori Seorang Guru 2"
Posting Komentar