√ Acara Eksrakurikuler Yaitu Hak Siswa

Minat dan talenta siswa harus digali semenjak usia dini. Sekolah mempunyai kewajiban untuk mendorong siswa mengekspresikan minat dan bakatnya, dengan demikian sekolah wajib menyediakan wadah yang sempurna contohnya kegiatan eskul. Kagiatan eskul sangat bermanfaat dan bernilai kasatmata mengingat eskul berkembang bersama siswa. 

Kegiatan eskul tidak terlepas dari keterlibatan guru, guru dalam hal ini berkewajiban memperlihatkan pedoman, bimbingan dan tuntunan kepada siswa sehingga jiwa enterpreneur siswa sanggup tersalurkan dengan baik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Inilah yang harus dipahami oleh guru, bahwa guru bukan hanya sebatas mengajar namun mempunyai misi sebagai fasilitator bagi siswa menemukan jati dirinya sebagai generasi penerus bangsa yang bertanggung jawab.

Kurangnya sekolah memberi ruang pada kegiatan eskul, memberi efek negatif bagi perkembangan siswa. Sebagai bukti bahwa sekolah yang berada di perkotaan jauh berkembang dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang berada didaerah pedesaan. Baik prestasi akademik maupun prestasi non akademik sangat mencolok perbedaannya. Hal ini sebab keterbatasan wadah sebagai tempat menyalurkan talenta dan minat yang dimiliki oleh sekolah-sekolah di pedesaan.

Siswa berprestasi lebih tertarik dengan kegiatan eskul

Ada sekolah yang hanya memprioritaskan bidang akademik dalam kegiatan kerjanya, sekolah demikian selalu berkerja keras memenuhi harapannya. Mereka biasanya menemui kendala menyerupai input siswa yang kurang berkualitas. Akibatnya, mereka selalu kalah bersaing dengan sekolah lain yang membuka ruang selebar-lebarnya bagi kegiatan eskul.

Dari hasil pengalaman aku selama ini, siswa berprestasi cenderung menentukan sekolah yang sangat menonjol prestasinya di bidang non akademik. Hal ini terjadi sebab terdapat keterkaitan antara prestasi akademik dan minat talenta siswa. Siswa berprestasi sangat tertarik dan menyukai kegiatan eskul menyerupai pramuka, pmr dan seni. Kegiatan-kegiatan eskul ini menjadi primadona bagi siswa yang berprestasi tentunya tidak lain yaitu untuk menyalurkan talenta dan minatnya.

Sehingga biasanya sekolah yang berprestasi dibidang non akademik selalu diikuti dengan prestasi akademik, sebaliknya sekolah yang tidak berprestasi dibidang non akademik juga tidak akan berprestasi dibidang akademik. Pada dasarnya yaitu siswa berprestasi lebih menentukan sekolah yang menyediakan wadah lebih luas kepada pengembangan talenta dan minat melalui kegiatan eskul.

Olehnya itu, bagi sekolah yang ingin mendapatkan akseptor didik berprestasi, sebaiknya benahi dan prioritaskan wadah-wadah tempat berekspresi dan berkreasi, tingkatkan kegiatan kegiatan eskul sebab daya tarik sesungguhnya bagi siswa berprestasi yaitu kegiatan eskul itu sendiri bukan prestasi akademiknya.

Itulah sehingga kurikulum 2013 lebih menitikberatkan pengembangan diri, guru hanya sebagai fasilitator, siswa menjadi fokus dalam proses pendidikan. Sekolah diwajibkan mengadakan kegiatan kegiatan eskul terutama pramuka, pemerintah banyak menciptakan iven-iven yang berkaitan dengan talenta dan minat contohnya FLS2N. Semua ini ditujukan untuk mendorong sekolah menyediakan wadah bagi siswa menyalurkan talenta dan minatnya. Dengan demikian, siswa semakin tertarik dan kompetitif menuntaskan pendidikannya dengan baik sebagaimana amanah pendidikan nasional.

Karena atas dasar itu pulalah maka, pengelolaan dana BOS mengikat sekolah. Guru tidak diperkenankan mendapatkan gaji lebih dari 15% dari total anggaran selama satu tahun. Semua pengelolaan dana BOS dipaksa hanya untuk kepentingan siswa. Maka biar guru memperoleh cuilan dari dana BOS, satu-satunya jalan yaitu dengan memperbanyak kegiatan eskul, melalui kegiatan eskul guru sanggup menambah kesejahteraannya. Tentunya dengan cita-cita kegiatan eskul semakin variatif, kreatif dan ekspresif. Yang pada gilirannya siswa sanggup memperoleh haknya secara holistik atau menyeluruh.

Bagikan Artikel ini