√ Istrinya Menderita Penyakit Stroke, Suaminya Melaksanakan Ini!

Di kampungku, hidup sepasang kakek nenek. Kehidupan mereka terbilang cukup, dikaruniai 5 orang anak. Atas usaha dan doa kedua orang bau tanah ini, empat orang anaknya telah memperoleh pekerjaan sebagai PNS, sedangkan satu orang mengalami gangguan mental semenjak lahir sehingga hidupnya tidak menyerupai insan normal lainnya. Namun demikian, baik kedua orang bau tanah ini maupun saudaranya sangat menyayanginya.

Disaat mereka sedang menikmati hidupnya alasannya yakni keempat anaknya telah pula menikah, pasangannya juga semua telah memperoleh pekerjaan, sang ibu terkena penyakit stroke. Penyakit stroke merupakan penyakit yang selalu menghantui orang yang telah berusia lanjut selain penyakit gula ataupun penyakit rematik.

Si kakek merupakan salah satu tokoh masyarakat yang sangat disegani di kampungku, dia menjadi tempat meminta petunjuk dan nasehat warga, tidak seorang pun dari anaknya yang berani berlawanan dengan dia padahal pendidikan anaknya lebih tinggi dari beliau. Tidak seorang pun juga warga yang berani pada dia alasannya yakni mereka sangat hormat padanya.

Kehidupannya berubah sesudah istrinya mengidap penyakit stroke, anak-anaknya tidak bisa merawat ibunya alasannya yakni bekerja di luar daerah. Mereka hanya bisa memenuhi segala kebutuhan kedua orang tuanya. 

Sebagaimana penderita penyakit stroke lainnya, istri dia juga tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Akhirnya dia tetapkan untuk merawat istrinya yang telah menemani dan melayani dia selama ini, yang telah merawat, membesarkan dan mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan sampai anak-anaknya mendapat pekerjaan yang layak bagi kehidupan rumah tangganya.

Melihat beratnya beban yang dihadapi oleh orang tuanya, anak-anaknya berencana meninggalkan pekerjaannya guna merawat ibunya. Mendengar  rencana tersebut, sang ayah mengumpulkan semua anaknya.

“Saya dan ibu kalian sangat senang mendengar planning kalian, itu alasannya yakni kami yakin bahwa kalian sangat cinta dan sayang pada kami terutama pada ibu kalian. Namun perlu kalian ketahui bahwa apa yang kalian peroleh hari ini yakni merupakan doa dan usaha yang kami lakukan selama ini, bertahun-tahun kami berusaha, banting tulang, setiap rejeki yang kami peroleh kami tabung untuk pendidikan kalian, untuk memenuhi kebutuhan kalian, kami besar hati dengan apapun yang telah kalian raih hari ini. Oh yah... kalian dengar suara-suara itu? Mereka yakni cucu-cucu kami, perlakukanlah mereka sebagaimana kami lakukan pada kalian. Tidak ada gunanya bila doa dan usaha kami terputus ditangan kalian, kami ingin melihat mereka sama atau bahkan melebihi kalian. Makara jangan kecewakan kami, jangan tambah beban ibu kalian alasannya yakni kalian tidak mengurus cucu-cucu kami. Ibu kalian selalu bertanya bagaimana keadaan cucu-cucuku, saya jawab mereka baik-baik saja”

“Sudah lebih dari 45 tahun, kami hidup bersama. Selama itu pula, ibu kalian selalu melayani saya, siang dan malam menyiapkan masakan saya, mencuci pakaianku, dan lain sebagainya. Disaat saya sakit, dia selalu merawat saya, kalian ketika itu sedang sekolah, sehingga ibu kalian melakukannya seorang diri. Ketika ada telpon dari kalian, seringkali dia berbohong supaya kalian merasa tenang, contohnya kami sehat-sehat padahal diantara kami ada yang lagi sakit, bila ada yang butuh uang maka uang belanja kami, yang kami kirim pada kalian walaupun setelahnya kami hanya makan ubi atau nasi tanpa lauk. Coba kalian bayangkan, 45 tahun bukanlah waktu yang singkat tetapi ibu kalian bisa melakukannya dengan sabar dan tabah, dia tidak kenal putus asah.  Tentu demi membahagiakan saya dan kalian”.

“Kalau kalian meninggalkan pekerjaan kalian, apakah kami bahagia? Tidak, kami justru akan murung alasannya yakni kalian tidak menghargai usaha kami, jadi rawatlah pekerjaan kalian, merawat pekerjaan dan rumah tangga kalian lebih membahagiakan kami alasannya yakni apa yang kalian peroleh kini dan dimasa tiba yakni tanggapan atas doa kami selama ini.”

“Ibu kalian yakni tanggung jawabku, ibu kalian telah menawarkan cinta dan pengorbanannya selama 45 tahun ini, maka kini saatnya saya ingin menandakan cinta dan kasih sayangku pada ibu kalian dengan jalan merawat beliau. Sedangkan kalian, buktikan cinta kalian dengan jalan merawat pekerjaan dan rumah tangga kalian, jaga dan didiklah cucu-cucu kami dengan cinta dan kasih sayang yang pernah ibu kalian ajarkan dulu.”

Setelah pertemuan itu, bawah umur dia kembali ke kawasan masing-masing. Sang kakek mulai menawarkan rasa cintanya. Mulai dari memandikan istrinya, menyiapkan makanannya, kemudian menyuapinya, memberi obat, mengganti popoknya sekaligus membersihkannya, mencuci pakaiannya, menjaga kebersihan kamarnya, kadang mengurut istrinya, bercerita perihal anak dan cucunya, perihal keadaan dikampung dan sebagainya. Semua dia lakukan dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Kalau ada anaknya yang mudik satu atau dua hari, dia manfaatkan untuk bersilaturahim dengan tetangga, kerabat atau tokoh-tokoh masyarakat di kampung. Kadang juga dia ke kota yang jaraknya 80an kilometer dari kampung untuk membeli banyak sekali kebutuhan mereka termasuk membeli barang yang sangat disukai istrinya.

Tidak terasa, sudah setahun lebih dia jalani kehidupan ini, penyakit istrinya semakin berat, banyak sekali upaya pengobatan telah dicoba baik medis maupun non medis. Hingga kesannya istri dia meninggal dunia dalam keadaan tenang. Beliau merasa terpukul alasannya yakni katanya belum sempat membahagiakan istrinya. Dikampung kami, terhadap orang yang meninggal selalu ada peringatan 3 malam, 7 malam, 40, 100 dan 120 malam. Beliau minta izin pada perangkat agama di kampung supaya pembacaan tahlilan, dia sendiri yang pimpin, subhanallah para perangkat agama menyetujuinya, bahkan pada ketika menguburkan mayit istrinya, dia salah satu dari 3 orang yang terlibat. 

Begitulah cinta dia terhadap pasangannya, anak-anaknya, dan masyarakat dikampung yang patut di teladan dan diteladani. Semoga doa, cinta dan kasih sayang dari dia dan anak-anaknya dikabulkan oleh Allah SWT, sehingga istri dia mendapat tempat yang baik sebagaimana tempat orang-orang yang diberi petunjuk dariNya. Amin.

Belum ada Komentar untuk "√ Istrinya Menderita Penyakit Stroke, Suaminya Melaksanakan Ini!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel