√ 10 Penentu Keberhasilan Pembelajaran Yang Harus Dikuasai Oleh Guru

Menjadi guru tidak mudah, banyak tantangan yang akan dihadapi mulai dari penguasaan kurikulum, manajemen pembelajaran, prilaku siswa, kompetensi guru itu sendiri dan lain sebagainya. Pendeknya, profesi guru haruslah menempel pada orang-orang yang menyukai tantangan. Agar kita berhasil menjadi guru profesional, maka berikut beberapa hal yang harus diperhatikan.

1. Kurikulum
Kurikulum harus dipahami betul, lantaran disinilah letak keberhasilan pembelajaran. Kurikulum terdiri dari empat komponen yakni standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses dan standar penilaian. Bagaimana sasaran pencapaian ada di SKL, bagaimana materi yang diajarkan ada di standar isi, bagaimana pembelajaran berlangsung ada di standar proses dan bagaimana untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran ada di standar penilaian. Jadi, bagi guru harus memahami kurikulum sebelum pembelajaran dilangsungkan.

2. Perangkat pembelajaran
Agar jalannya pembelajaran sanggup berjalan dengan baik maka perangkat pembelajaran harus tersedia, mulai dari silabus, RPP, Prota, Promes, materi ajar, media, hingga dengan instrumen penilaian. Tanpa perangkat pembelajaran, proses pembelajaran tidak akan berjalan secara runut, terstruktur, dan sistematis. Bagaimana memanaj pembelajaran biar berjalan dengan baik membutuhkan perencanaan yang matang, ibarat merencanakan model dan metode yang digunakan. Untuk itulah, seorang guru wajib mempunyai perangkat pembelajaran sebelum pembalajaran dilaksanakan.

3. Kompetensi guru
Dalam undang-undang guru dan dosen ada empat kompetensi yang harus dikuasai oleh guru, keempat kompetensi tersebut mencakup kompetensi pedagogik, akademik, sosial dan profesional. Kompetensi guru sangat memilih keberhasilan pembelajaran, pembelajaran akan berjalan menarik lantaran guru mempunyai kemampuan untuk berimprovisasi, berkreasi, dan berinovasi menjaga jalannya proses pembelajaran. Kompetensi ini sanggup membantu guru untuk mengidentifikasi karakteristik akseptor didik, pengelolaan kelas dan penguasaan materi sehingga derma pelayanan diberikan secara maksimal tanpa merugikan akseptor didik.

4. Disiplin dan tanggung jawab
Kedisiplinan guru akan menjadi pembelajaran bagi akseptor didiknya. Waktu yang dialokasikan dipakai secara maksimal, dan dilaksanakan penuh tanggung jawab. Misalnya tiba sempurna waktu, pulang sempurna waktu, taat asas dan aturan, komitmen terhadap perencanaan pembelajaran, dan selalu mengedepankan perwujudan yang nyata.

5. Penampilan
Mengapa artis menjadi idola? Bukan lantaran uangnya, juga bukan lantaran ilmu yang dimilikinya, bukan pula lantaran prilakunya melainkan lantaran penampilannya. Penampilan yang menarik sanggup menjadi magnet bagi yang melihatnya, lantaran intinya insan dilahirkan dengan seni yang maha agung. Guru sanggup mencontoh apa yang ditonjolkan oleh para artis, berpenampilan menarik tetapi tetap menjaga norma berpakaian alasannya guru yakni orang yang dibuat untuk menjadi suri teladan. Selama pembelajaran berlangsung, guru menjadi sentra perhatian, akan membosankan apabila penampilan guru tidak menarik sebaliknya akan menjadi obat bagi akseptor didik apabila penampilan guru menarik dan menyenangkan untuk dipandang.

6. Penguasaan Kosakata/Komunikasi
Untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada akseptor didik diperlukan kemampuan dalam mengkomunikasikan materi yang disampaikan. Guru harus mempunyai kosakata yang luas biar komunikasi yang dibangun terdengar menarik dan tidak mengalami perulangan kata. Hindari perkataan “eeee”, “apa itu”, “kemudian”, “anu”, “maka” dan lain sebagainya. Komunikasi dengan akseptor didik harus diarahkan ke situasi pendidikan, jangan hingga menyeret anda ke situasi non pendidikan, misal menceritakan pribadi dan keluarga anda, atau cerita-cerita lainnya yang tidak bermakna pendidikan.

7. Menghargai akseptor didik
Berhadapan dengan akseptor didik sama dengan jika kita bercermin. Apa yang kita berikan, ibarat itu juga hasil yang akan kita dapatkan. Semua insan butuh dihargai, akseptor didik juga yakni insan lantaran itu mereka  ingin pula dihargai. Mulailah kita menghargai akseptor didik dari hal-hal yang kecil, contohnya ketika anda meminta siswa untuk memungut sampah, jangan lupa berterima kasih lantaran usahanya tersebut atau apabila anda menyuruh siswa, upayakan didahului dengan kata “Nak, bisa tolong bapak/ibu guru”. Gunakan kata-kata yang tidak bermakna merendahkan, dan hindari kata-kata ibarat “bodohnya kamu”, “kurang ajar”, “kamu sudah tuli kah” dan lain sebagainya yang berkonotasi merendahkan akseptor didik.

8. Humoris
Manusia mempunyai batas toleransi, ketika kondisi fisik fit, emosi insan masih stabil, sebaliknya ketika kondisi fisik mengalami kelelahan maka emosi insan akan menjadi labil, simpel tersulut, bosan dan jenuh. Hal itu juga yang dirasakan oleh akseptor didik, biasanya ini terjadi pada pelajaran kedua dan ketiga, lantaran banyak faktor mensugesti akseptor didik mulai dari panas, lelah, hingga dengan lapar. Pada ketika ibarat ini, diperlukan kemampuan guru untuk membuat situasi kelas menjadi menyenangkan, salah satu caranya yakni dengan memperbanyak humor.

9. Penggunaan media
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli, peningkatan daya serap siswa terhadap pelajaran di tentukan oleh media pembelajaran yang digunakan. Siswa akan mengalami peningkatan daya serap sebesar 80% apabila materi pelajaran diberikan memakai audio visual, dan hanya 20% peningkatan daya serap siswa jika pembelajaran dilaksanakan secara konvesional atau tanpa media (metode ceramah).

10. Selalu Berubah
Buatlah siswa untuk selalu ingin tau dengan pelajaran yang anda berikan, lantaran itu, baik metode maupun model pembelajaran harus selalu berubah setiap kali pertemuan. Menciptakan situasi ibarat ini sanggup membuat siswa untuk terus mengikuti pelajaran yang anda berikan, mereka akan selalu menantikan perubahan tersebut. Dengan demikian terdapat motivasi siswa untuk belajar, disinilah kesempatan guru untuk menanamkan materi pelajaran demi perubahan akseptor didik ibarat yang direncanakan dalam indikator pencapaian kompetensi yang harus dicapai oleh akseptor didik.


Dengan menerapkan ke sepuluh poin di atas, cita-cita sanggup menghasilkan kenyataan yang direncanakan, dan anda pun akan menjadi idola bagi siswa, teladan dalam prilaku, dan spirit dalam mencar ilmu yang pada gilirannya sanggup meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran yang anda berikan.

Belum ada Komentar untuk "√ 10 Penentu Keberhasilan Pembelajaran Yang Harus Dikuasai Oleh Guru"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel