√ Meningkatkan Minat Siswa Dalam Berguru Mengajar
Minat intinya ialah penerimaan akan suatu korelasi antara diri dengan sesuatu di luar diri. Semakin besar lengan berkuasa atau erat korelasi tersebut, semakin besar minat yang timbul. Menurut Slameto (1988), suatu minat sanggup diekspresikan melalui suatu pernyataan yang memperlihatkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang minat terhadap objek tertentu cenderung untuk memperlihatkan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.
Minat tidak dibawa semenjak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu yang dipelajari dan mempengaruhi mencar ilmu selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Makara minat terhadap sesuatu merupakan hasil mencar ilmu dan menyokong mencar ilmu selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk sanggup mempelajari hal tersebut. Asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajari sesuatu (Slameto, 1988).
Mengembangkan minat siswa terhadap mata pelajaran Biologi intinya ialah membantu siswa melihat bagaimana korelasi antara materi yang dibutuhkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti memperlihatkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan. Bila siswa menyadari bahwa mencar ilmu merupakan alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan kalau siswa bahwa hasil dari pengalaman akan membawa kemajuan pada dirinya kemungkinan besar ia akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya. Beberapa mahir pendidikan beropini bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada pada suatu subyek yang gres ialah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada (Slameto, 1988).
Di samping memanfaatkan minat yang telah ada, Tanner (1975, dalam Slameto, 1988) menyarankan semoga para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat gres pada diri sendiri. Ini sanggup dicapai dengan jalan memperlihatkan informasi kepada siswa mengenai korelasi antara suatu materi pengajaran yang akan diberikan dengan materi pelajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang. Roijjakkers (1980, dalam Slameto, 1988) beropini bahwa untuk menyebabkan minat-minat baru, sanggup dicapai dengan cara menghubungkan materi pengajaran dengan isu sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa.
Bila usaha-usaha di atas tidak berhasil, pengajar sanggup menggunakan insentif dalam perjuangan mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang digunakan untuk membujuk seseorang semoga melaksanakan sesuatu yang tidak mau dilakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik.
Studi-studi eksperintal memperlihatkan bahwa siswa-siswa yang secara teratur dan sistematis diberi hadiah dikarenakan telah bekerja dengan baik atau alasannya ialah perbaikan dalam kualitas pekerjaannya, cenderung bekerja lebih baik daripada siswa yang dimarahi atau dikritik alasannya ialah pekerjaannya yang jelek atau tidak ada kemajuan. Menghukum siswa alasannya ialah hasil kerjanya yang jelek kurang efektif, bahkan eksekusi yang terlalu besar lengan berkuasa akan sering menghambat proses mencar ilmu tetapi eksekusi yang ringan masih lebih baik daripada tidak perhatian sama sekali. Hendaknya para pengajar bertindak bijaksana dalam menggunakan insentif. Insentif apapun yang digunakan perlu diubahsuaikan dengan diri siswa masing-masing (Slameto, 1988).
Belum ada Komentar untuk "√ Meningkatkan Minat Siswa Dalam Berguru Mengajar"
Posting Komentar